PANGANDARAN _ Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Kabupaten Pangandaran menggelar Rapat Paripuna terkait Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) perubahan tahun 2019
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran M. Taufiq Martin mengatakan fokus utama dalam KUA PPAS yang disampaikan Bupati Pangandaran hampir sama dengan tahun sebelumnya
“Cuman ada beberapa_tambahan terutama dalam bidang pendidikan, yakni pengadaan mebeler di sekolah dasar,” ujarnya kepada Radar; Selasa (23/7). Menurutnya, setelah dilakukan sidak ke lapangan masih ada bangunan sekolah yang terlihat bagus, tetapi kondisi mebelemya masih kurang bagus. “Untuk itu, kita usulkan agar mebeler di SD diganti yang lebih bagus,” katanya.
Lanjut Martin, pihaknya sudah membicarakan hal itu dengan Bupati Pangandaran H Jeje Wiradinata dan akan dianggarkan sebesar Rp 4 miliar. “Mudah-mudahan bisa terealisasi,” jelasnya. KUA PPAS ini akan dibahas di Komisi mulai hari ini’ (24/ 7), hingga tanggal 27 juli mendatang. Setelah itu akan dibahas oleh Bagian Anggaran (banggar) mulai tanggal 29 Juli sampai dengan tanggal 1 Agustus. “Sampai tanggal itu akan dibahas oleh dewan yang lama, kalau dewan baru takutnya jadi buyar nanti,” terangnya.
Untuk dewan baru kemungkinan akan membahas terkait Rancangan APBD perubahan setelah dilantik nanti. “RAPBD perubahan ini akan dibaha pada bulan Oktober dan akan ketok palu pada bulan Novembef mendatang,” jelasnya ,
Bupati Pangandaran H Jeje Wiradinata mengatakan fokus pembangunan pada APBD perubahan tidak jauh berbeda dengan Sebelumnya, yakni, Pembangunan infrastruktur, kesehatan dan pendidikan.
”Untuk kesehatan kita sedang fokus pembangunan RSUD, kita masih kekurangan alat kesehatan sebesar Rp 50 miliar,” ‘katanya.
Selain itu, Pemkab Pangandaran akan memprioritaskan bantuan keagamaan terutama untuk pendidikan pesantren. “Nanti kita lihat kebutuhannya sampai berapa, apakah dalam bentuk ‘hibah barang atau bantuan keuangan,” jelasnya. Ia mengatakan Pemkab tidak ingin tanggung-tanggung dalam memberikan bantuan keagamaan, “Jadi kalau butuhnya Rp 100 Juta. kita kasih 75 persennya terus dari swadaya 25 persen, jadi maksimal hasilnya,” tutur dia. (den)